Yulia Amira Blogs !!

Pengaruh Pembelajaran Melalui Pendekatan Reciprocal Teaching Terhadap Hasil Belajar Matematika peserta didik kelas VII Pada Materi Segi Tiga Di SMP Negeri 1 (PMT-26)

Pengaruh Pembelajaran Melalui Pendekatan Reciprocal Teaching Terhadap Hasil Belajar Matematika peserta didik kelas VII Pada Materi Segi Tiga Di SMP Negeri 1 (PMT-26) - Selamat datang di blog Yulia Amira !!, Info kali ini adalah tentang Pengaruh Pembelajaran Melalui Pendekatan Reciprocal Teaching Terhadap Hasil Belajar Matematika peserta didik kelas VII Pada Materi Segi Tiga Di SMP Negeri 1 (PMT-26) !! Semoga tulisan singkat dengan kategori Pendidikan !! Pendidikan Matematika !! Teknologi Pendidikan !! ini bermanfaat bagi anda yang membutuhkan. Dan untuk anda yang baru berkunjung kenal dengan blog sederhana ini, Jangan lupa ikut menyebarluaskan postingan bertema Pengaruh Pembelajaran Melalui Pendekatan Reciprocal Teaching Terhadap Hasil Belajar Matematika peserta didik kelas VII Pada Materi Segi Tiga Di SMP Negeri 1 (PMT-26) ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut di permudahkan sang khalik yang maha kuasa, Selengkapnya lansung lihat infonya dibawah -->




BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting bagi setiap bangsa yang sedang berkembang. Dengan asas pendidikan seumur hidup, maka seluruh usaha pendidikan dan kebudayaan berjalan terus menerus dan berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi siswa di masa yang akan datang.[1]
Kualitas dari suatu bangsa di tentukan dari kualitas pendidikan warga negaranya. Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini masih sangat memprihatinkan. Peningkatan dan pengembangan kualitas pendidikan merupakan masalah yang selalu menuntut perhatian, sehingga perlu adanya perbaikan kurikulum. Perbaikan kurikulum di Indonesia dapat dilihat dari penyempurnaan kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 atau lebih dikenal dengan KBK dan yang kemudian disempurnakan dengan sistem KTSP. Dengan adanya perbaikan kurikulum tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.[2]
Sebenarnya tidak hanya perbaikan kurikulum saja, dalam proses pendidikan,  terutama pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan terutama ditentukan oleh pembelajaran yang dialami peserta didik. Selama ini kebanyakan peserta didik masih kurang aktif dalam pembelajaran, sehingga kemampuan peserta didik dalam memahami dan memecahkan masalah masih kurang dan tidak berkembang. Hal ini menyebabkan hasil belajar peserta didik terutama pada mata pelajaran matematika masih rendah.
Rendahnya hasil belajar belajar matematika peserta didik, disebabkan oleh adanya berbagai faktor. Salah satunya ialah selama ini peserta didik masih menganggap matematika sebagai monster yang menakutkan. Matematika sebagai biang kesulitan dan paling dibenci peserta didik dari proses belajar di sekolah. Padahal ketidaksenangan terhadap suatu pelajaran berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran.[3]

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari di sekolah. Oleh karena itu dalam semua jenjang pendidikan, matematika memiliki porsi terbanyak dibandingkan dengan pelajaran lain. Matematika mempunyai peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain yang utama adalah ilmu sains dan teknologi.[4]Dengan menguasai matematika orang akan dapat belajar untuk mengatur jalan pemikirannya dan sekaligus belajar menambah kepandaiannya
serta menguasai matematika dengan benar .[5]
Adapun tujuan pembelajaran matematika sendiri adalah:
1.       Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan, penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisten.
2.       Mengembangkan aktifitas kreatif dan melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.
3.       Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4.       Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain, catatan, grafik, peta diagram, di dalam menjelaskan gagasan.[6]
Untuk mengatasi ketidaksenangan peserta didik terhadap matematika diperlukan     adanya pembenahan baik di tenaga pendidikan maupun peserta didik itu sendiri. Apabila pendidik mampu meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap matematika, diharapkan kesulitan bisa diatasi. Untuk itu sangat diperlukan seorang tenaga pendidikan yang kreatif dan profesional yang mampu menggunakan pengetahuan dan kecakapannya dalam menggunakan pengetahuan dan dapat membawa perubahan dalam tingkah laku anak didiknya.[7]
Salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika yang dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri lebih aktif dan kreatif adalah dengan pendekatan pengajaran reciprocal teaching. Pendekatan reciprocal teaching merupakan pendekatan pengajaran yang menerapkan empat strategi yaitu: menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperoleh. Kemudian memprediksikan pertanyaan apa selanjutnya dari persoalan yang disodorkan kepada peserta didik.
Pada dasarnya pembelajaran reciprocal taeachingmenekankan pada peserta didik untuk bekerja dalam suatu kelompok yang dibentuk sedemikian hingga agar setiap anggotanya dapat berkomunikasi dengan nyaman dalam meyelesaikan pendapat ataupun bertanya dalam rangka bertukar pengalaman keberhasilan belajar satu dengan yang lainnya. Berfikir keras dan mendiskusikan hasil pemikirannya dapat membantu proses klarifikasi dan revisi dalam berpikir pada saat belajar.[8]
Melalui pendekatan pengajaran reciprocal teaching ini tentu akan sangat membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif peserta didik. Dengan kemampuan berfikir kreatif peserta dididk yang tinggi diharapkan hasil belajar peserta didik dalam bidang matematika akan semakin meningkat.



[1] Tianto,Model -  Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,(Jakarta:Prestasi Pustaka Publisher,2007),hal. 1
[2] Mulyasa,Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2006),hal.22
[3] Fitriyah-Abu Bakar, Cara Asyik Belajar Matematika,(Semarang : Ghyyas Putra,2008),hal.5
[4] Herman Hudojo,Strategi Mengajar Belajar Matematika, (Malang:IKIP Malang,1990),hal.62
[5] Moch.Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani , Mathematical Intelligence,( Jogjakarta:Ar-Ruzz Media Group,2008),hal.43
[6] “ Wawasan  Pendidikan  Matematika” ( Departemen Pendidikan nasional: 2005). hal.  9
[7] Lisnawaty Simanjutak, Metode Mengajar Matematika, Jilid 2, (Jakarta : Rineka Cipta, 1993), hal.4
[8] Marina Tifana,Pengembangan Model Belajar Reciprocal Teaching,(dalam www.Matematics worderes.com,diakses tanggal 5 Mei 2011),hal.1


Demikianlah Artikel Pengaruh Pembelajaran Melalui Pendekatan Reciprocal Teaching Terhadap Hasil Belajar Matematika peserta didik kelas VII Pada Materi Segi Tiga Di SMP Negeri 1 (PMT-26), Semoga dengan adanya artikel singkat seperti Informasi postingan Pengaruh Pembelajaran Melalui Pendekatan Reciprocal Teaching Terhadap Hasil Belajar Matematika peserta didik kelas VII Pada Materi Segi Tiga Di SMP Negeri 1 (PMT-26) ini, Anda benar benar sudah menemukan artikel yang sedang anda butuhkan Sekarang. Jangan lupa untuk menyebarluaskan informasi Pengaruh Pembelajaran Melalui Pendekatan Reciprocal Teaching Terhadap Hasil Belajar Matematika peserta didik kelas VII Pada Materi Segi Tiga Di SMP Negeri 1 (PMT-26) ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.
Back To Top
close