Yulia Amira Blogs !!

Habis Layani Sundel Bolong, Pedagang Bakso Dapat Rejeki Nomplok

Habis Layani Sundel Bolong, Pedagang Bakso Dapat Rejeki Nomplok - Selamat datang di blog Yulia Amira !!, Info kali ini adalah tentang Habis Layani Sundel Bolong, Pedagang Bakso Dapat Rejeki Nomplok !! Semoga tulisan singkat dengan kategori CERITA MISTERI !! ini bermanfaat bagi anda yang membutuhkan. Dan untuk anda yang baru berkunjung kenal dengan blog sederhana ini, Jangan lupa ikut menyebarluaskan postingan bertema Habis Layani Sundel Bolong, Pedagang Bakso Dapat Rejeki Nomplok ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut di permudahkan sang khalik yang maha kuasa, Selengkapnya lansung lihat infonya dibawah -->



God-Story. Seorang penjual bakso dagangannya laris mais setelah melayani hantu sundel bolong.Cerita ini berdasarkan sebuah peristiwa yang dialaminya oleh Edi Supriadi, yang memiliki usaha sebagai penjual bakso keliling di sebuah komplek perumahan di daerah Kalimalang, Jakarta Timur .

Edi menekuni usaha jualan bakso keliling di sekitar komlek sudah tergolong lama, yaitu sejak 15 tahun yang lalu.  Tetapi selama 15 tahun berjaulan di perumahan itu, baru kali itu ia bertemu hantu. Pria asal Brebes ini biasa  menjual dagangannya pada malam hari. Berangkat selepas shalat maghrib dan sampai di perumahan itu pas waktu shalat Isya dan Biasanya pulang dagang jam 11.30 malam.

Berikut awal kisah pertemuan pak Edi dengan sundel bolong. Seperti biasanya sebelum keliling kampung Edi nongkrong dulu di tempat cucian mobil yang ada di komplek perumahan itu. Kira-kira sampai jam 8 malam karena tak ada penglaris, akhirnya pedagang 48 tahun ini memilih menjajakan baksonya keliling kampung.

Tidak seperti biasa, Edi berjalan di sisi kanan. Setalah melewati empat rumah dari tempat cucian mobil itu, di depan ada seorang wanita berambut panjang bergaun putih yang menghentikannya, “baksonya dong bang, campur ya”, kata wanita itu.

Edi pun bersyukur dalam hati, karena ada penglaris juga akhirnya. Tanpa banyak bicara, Edi langsung melayani permintaan wanita itu. Setelah selesai menyiapkan pesanannya, sodorkan semangkok bakso kepada wanita itu, “ini mbak”, kata saya, dan wanita itu menerimanya.

Sambil menunggu pelanggan menikmati bokso dagangannya,ia turunkan kursi plastik yang selalu setia berada di atas gerobak bakso. Baru saja kursi plastik menyentuh  tanah dan belum sempat duduk, wanita tadi sudah menyodorkan mangkok kosong kepada sambil berkata “lagi dong bang, lapar nih”. Tanpa banyak tanya, Edi melayani permintaan wanita itu. Selesai meracik, kemudian ia kembali sodorkan semangkok bakso kepada wanita itu, “ini mbak”, kata saya dan wanita itupun menerimanya.

Kemudian Edi duduk kembali. Baru saja duduk, wanita itu sudah mengembalikan mangkok kosong kepada saya sambil berkata “tambah satu lagi ya bang, benar-benar lapar nih”. “ya mbak, tenang saja kalau sama saya mah”, jawab saya sambil menyiapkan permintaannya.  Setelah selesai, kemudian Edi sodorkan lagi semangkok bakso kepada wanita itu.

Setelah diterimanya, Edi duduk lagi. Dan baru saja saya duduk, wanita itu sudah menyodorkan mangkok kosongnya  “makasih ya bang, ini uangnya, kembaliannya buat abang saja ya”, katanya sambil memberikan selembar uang kertas duapuluh ribuan. “ya mbak, makasih juga”, kata saya sambil memasukkan uang ke saku.

Sambil memasukan uang ke kantong, Edi memperhatikan langkah pelanggan pertamanya tadi, saat itu dia baru sadar bahwa ada yang aneh. Wanita itu ternyata berjalan memasuki kebun yang ada di pinggir jalan dan masuk ke rerimbunan, dan Edi melihat punggung wanita tadi berlubang serta berdarah. “Waduh, Hantu Sundel Bolong”, kata saya dalam hati. Tanpa banyak pikir panjang Edi langsung angkat kursi plastik dan bergegas pergi dari tempat itu.

Kemudian Edi menyeberang agar tidak di sisi kebun, pedagang bakso asal Brebes tadi belok kiri menuju masjid. Sampai di masjid Edi langsung duduk di tangga serambi sambil menenangkan diri. Bayangan  hantu sundel bolong itu terus telitas di pikiran pedagang bakso tersebut, maklum seumur-umur baru kali ini Edi bertemu hantu.

Tidak berapa lama Edi duduk, tiba-tiba ada banyak orang memasuki halaman masjid, kira-kira ada sekitar 100 orang. Lalu mereka memasuki masjid untuk melaksanakan shalat berjama’ah. Rupanya mereka adalah rombongan wisata majlis ta’lim, ada dua bis di jalan depan masjid.

Usai mereka shalat berjama’ah, mereka seperti berebut  membeli bakso, sampai-sampai Edi  kerepotan melayani permintaanya.  Dan baru kali ini dia diserbu pembeli. Dengan sabar Edi melayani satu persatu, sampai habis dagangan dan masih banyak yang belum kebagian.

Saat menerima pembayaran pun Edi juga kerepotan menerima uang dan memberikan uang kembalian, tapi mereka tidak mau dikasih uang kembalian.  Ada yang bayar 10 ribu, ada yang 20 ribu.

Setelah bus mereka pergi, Edi pun mendorong gerobak untuk pulang, tapi tidak lewat jalan yang tadi saat saya ketemu hantu sundel bolong. Sambil berjalan saya bersyukur “Alhamdulillah, terima kasih ya Allah”, kata saya dalam hati sepanjang perjalanan. Sampai di rumah pukul 10 malam, Edi bergegas menghitung penjualan malam itu. Setelah dihitung uang yang terkumpul sebanyak 2.5 juta rupiah. Alhamdulillah.


Demikianlah Artikel Habis Layani Sundel Bolong, Pedagang Bakso Dapat Rejeki Nomplok, Semoga dengan adanya artikel singkat seperti Informasi postingan Habis Layani Sundel Bolong, Pedagang Bakso Dapat Rejeki Nomplok ini, Anda benar benar sudah menemukan artikel yang sedang anda butuhkan Sekarang. Jangan lupa untuk menyebarluaskan informasi Habis Layani Sundel Bolong, Pedagang Bakso Dapat Rejeki Nomplok ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.
Back To Top
close