Iftiraq (Perpecahan Umat Islam) - Selamat datang di blog Yulia Amira !!, Info kali ini adalah tentang Iftiraq (Perpecahan Umat Islam) !! Semoga tulisan singkat dengan kategori
Dakwah !!
Pengisian Rohani !!
TAZKIRAH !! ini bermanfaat bagi anda yang membutuhkan. Dan untuk anda yang baru berkunjung kenal dengan blog sederhana ini, Jangan lupa ikut menyebarluaskan postingan bertema Iftiraq (Perpecahan Umat Islam) ini ke social media anda, Semoga rezeki berlimpah ikut di permudahkan sang khalik yang maha kuasa, Selengkapnya lansung lihat infonya dibawah -->
السلام عليكم
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala, kami memujiNya, memohon pertolongan dan ampunan serta bertaubat kepadaNya. Kami berlindung kepadaNya dari kejahatan jiwa-jiwa kami dan dari keburukan amal-amal kami. Barangsiapa diberi hidayah oleh Allah, niscaya tiada seorangpun yang dapat menyesatkannya. Barangsiapa disesatkanNya, nisaya tiada seorangpun yang dapat memberinya hidayah. Saya bersaksi bahwa tida Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah semata tiada sekutu bagiNya. Yang berfirman dalam kitabNya.
"Dan bahawa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya" (Al-An'am : 153)
Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Yang telah memperingatkan umat dari musibah yang bakal terjadi, yakni bid'ah dan perpecahan, dalam sabda beliau.
Daripada Abu Sa’id al-Khudri r.a berkata, Rasulullah s.a.w bersabda:
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍا وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتّٰى لَوْدَخَلُوْا فِى جُحْرِضَبٍّ لَاتَّبَعْتُمُوْهُمْ، قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ الْيَهُوْدُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟
“Kamu akan mengikut jejak langkah umat-umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta sehinggalah jika mereka masuk ke lubang biawak pun, kamu akan mengikuti mereka”. Sahabat bertanya,” Ya Rasulullah, apakah engkau maksudkan itu adalah Yahudi dan Nasrani?”. Rasulullah s.a.w lalu bersabda: “Siapa lagi ?” (Muttafaq’alaih)
Wa ba'du
Perkara yang ingin dibahas oleh para ahli ilmu dan para penuntut ilmu sekarang ini dalah masalah Iftiraq iaitu"perpecahan umat!" Mafhumnya, etiologi serta solusinya. Masalah ini sangat perlu diketahui segenap kaum muslimin, lebih-lebih bagi para penuntut ilmu. Apalagi di zaman sekarang ini kelompok-kelompok ahli bid'ah mulai mengembangkan sayapnya. Hawa nafsu semakin menggila hingga menguasai manusia. Sehingga kejahatan dan kemunafikan merajalela ke segala penjuru.
Benar! Sekalipun majlis-majlis dan halaqah ilmu berada di mana-mana, namun kesesatan bid'ah-bid'ah juga semakin berkembang pesat. Memang pada hari ini ilmu banyak disebar, namun banyak yang tidak mendapat berkat dan faedah dari ilmunya. Barangkali karena ia menuntut ilmu tidak dari sumber aslinya, yaitu tidak berpandukan kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah serta athar para imam yang dijadikan panduan yang tersebar dalam karya-karya mereka. Atau barangkali mereka menimbanya bukan dari ahli ilmu, atau tidak mengikuti manhaj ahli ilmu dan ahli fiqh dalam menuntut ilmu.
Meskipun kemudahan menuntut ilmu terbuka luas pada hari ini, namun nikmat tersebut justru tampak negatif terhadap ummah. Mereka menjadi tergesa-gesa dalam menimba ilmu tidak sebagaimana mestinya! Di samping mereka merasa cukup tanpa harus belajar kepada para ulama. Tentu saja itu termasuk ilmu yang tidak bermanfaat. Rasulullah s.a.w telah berlindung diri dari hal semacam itu.[Dalam sebuah hadith riwayat, Muslim dari Zaid bin Arqam, Rasulullah s.a.w berkata dalam doanya : 'Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat'. Lihat Shahih Muslim kitab Az-Zikr haditsh no. 2723]
Ilmu yang mendatangkan keberkatan hanyalah ilmu yang diambil dari al-Quran dan as-Sunnah. Itulah pedoman utama yang merupakan jalan orang-orang yang beriman. Adapun hanya mencukupkan menuntut ilmu melalui medium seperti buku dan kaset sahaja memang memberi manfaat namun tentu manfaatnya hanya sedikit berbanding berguru dengan para ulama' atau guru yang benar ilmunya. Hal ini boleh menjadi penyebab munculnya bid'ah dan penyimpangan pemikiran serta perpecahan dan perselisihan dalam agama.
Maksud Iftiraq (Perpecahan Umat )
Iftiraq berasal dari kata al-mufaraqah (saling berpisah), dan al-mubayanah (saling berjauhan), dan al-mufashalah (saling terpisah) serta al-inqitha' (terputus). Diambil juga dari kata al-insyi'ab (bergolong-golongan) dan asy-syuzuz (menyempang dari barisan). Boleh juga maksudnya memisahkan diri dari induk, keluar dari jalur dan keluar dari jama'ah.
Secara istilahnya, perpecahan adalah keluar dari As-Sunnah dan Al-Jama'ah dalam masalah usuluddin yang qat'ie, baik secara sepenuhnya maupun sebahagiannya. Baik dalam masalah i'tiqad ataupun masalah amaliyah yang berkaitan dengan usuluddin atau berkaitan dengan maslahat umat atau berkaitan dengan keduanya.
Daripada Abu Hurairah r.a berkata,Rasulullah s.a.w bersabda.
"Barangsiapa keluar dari ketaatan serta memisahkan diri dari jama'ah lalu mati, maka kematiannya adalah kematian secara jahiliyah. Barangsiapa berperang dibawah panji asabiyah, emosi karena asabiyah lalu terbunuh, maka mayatnya adalah mayat jahiliyah. Barangsiapa memisahkan diri dari umatku (kaum muslimin) lalu membunuhi mereka, baik yang soleh maupun yang fajir (fasiq) dan tidak menahan tangan mereka terhadap kaum mukminin serta tidak menyempurnakan perjanjian mereka kepada orang lain, maka ia bukan termasuk golonganku dan aku bukan golongannya" ( Riwayat Muslim)
Menyelisihi salah satu pedoman Ahlus Sunnah wal Jama'ah dalam aqidah dikiran sebagai perpecahan dan memisahkan diri dari jama'ah. Demikian pula melanggar ijma', mengeluarkan diri dari jama'ah serta imam yang mereka sepakati dalam hal-hal yang berkaitan dengan maslahat umum terhitung perpecahan dan memisahkan diri dari jama'ah. Siapa saja yang melanggar amalan sunnah yang disepakati kaum muslimin termasuk perpecahan. Sebab ia telah memisah dari jama'ah. Semua kekufuran akbar termasuk perpecahan, namun bukan setiap perpecahan tergolong kekufuran.
Maksudnya, setiap amalan ataupun keyakinan yangboleh mengeluarkan seseorang dari pokok ajaran Islam, dan dari hal yang qat'ie dalam agama ini juga dari sunnah dan jama'ah, dan hal ini semua dapat menggiringnya kepada kekufuran, maka perbuatannya itu disebut iftiraq (memisahkan diri). Namun tidak semua perpecahan itu tergolong kekufuran. Yakni, mungkin saja suatu kelompok atau sekumpulan manusia atau sebuah jama'ah keluar dari Ahlus Sunnah namun tidak dihukumi kafir. Sekalipun memisahkan diri dari jama'ah kaum muslimin dalam prinsip-prinsip tertentu, seperti kelompok Khawarij. Khawarij generasi pertama telah memisahkan diri dari kaum muslimin, bahkan mereka mengangkat senjata terhadap umat ini. Mereka memisahkan diri dari jama'ah serta membangkang terhadap imam kaum muslimin.
Walaupun begitu, para sahabat tidak menghukum mereka kafir, bahkan mereka berbeza pendapat dalam masalah ini. Ketika Imam Ali bin Abi Thalib r.a ditanya status mereka, beliau tidak menyatakan mereka kafir. Demikian pula Ibnu Umar r.a serta beberapa sahabat lainnya. Mereka juga bersedia solat dibelakang tokoh khawarij bernama Najdah Al-Haruriy. Begitupula Abdullah bin Abbas r.a , beliau membalas surat seorang tokoh Khawarij bernama Nafi' bin Al-Azraq dan mendebatnya dengan Al-Qur'an, sebagaimana hal itu lumrah dilakukan terhadap sesama kaum muslimin. (Minhajus Sunnah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah V/247-248)
[Kitab Al-Iftiraaq Mafhumuhu Ashabuhu Subulul Wiqayatu Minhu, Dr. Nashir bin Abdul Karim Al-'Aql]
والله أعلمُ بالـصـواب
Demikianlah Artikel Iftiraq (Perpecahan Umat Islam), Semoga dengan adanya artikel singkat seperti Informasi postingan Iftiraq (Perpecahan Umat Islam) ini, Anda benar benar sudah menemukan artikel yang sedang anda butuhkan Sekarang. Jangan lupa untuk menyebarluaskan informasi Iftiraq (Perpecahan Umat Islam) ini untuk orang orang terdekat anda, Bagikan infonya melalui fasilitas layanan Share Facebook maupun Twitter yang tersedia di situs ini.